KEDUDUKAN HUKUM PENCATATAN PERKAWINAN ADAT ABORIGIN DI AUSTRALIA DAN SUNDA WIWITAN DI INDONESIA: STUDI KOMPARATIF
Abstract
Australia and Indonesia have recognized the existence of indigenous peoples in their constitutions. However, in the implementation of marriage registration, there are still several obstacles that prevent registration. The research method used is empirical juridical, obtained directly through a study of the norms and principles contained in primary, secondary, and tertiary legal data. The results of the study indicate that the customary marriages of the Aboriginal indigenous community are still not fully recognized in Australia due to Australian marriage regulations that only recognize one marriage law, namely the Marriage Act 1961, with marriage ceremonies conducted formally before a marriage celebrant. Customary marriage practices conducted by the Aboriginal community cannot be registered by the state, while marriage registration for the Sunda Wiwitan indigenous community in Indonesia can be registered provided that the indigenous community has joined an organization registered under the Ministry. The legal consequences of marriages within the Sunda Wiwitan and Aboriginal communities will impact several aspects, including uncertainty regarding the legal status of children born from such marriages, difficulties in registering other administrative documents, and challenges in accessing public facilities provided by the government, particularly in the area of healthcare due to ongoing requirements.
Keywords: Indigenous Peoples; Marriage Registration; Aboriginals; Sunda Wiwitan; Legal Recognition
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Buku
Bambang Daru Nugroho dan Hazar Kusmayanti, Hukum Adat Sebagai Budaya Kearifan Lokal Di Indonesia, Bandung : Unpad Press, 2021.
Fatmie Utari Nasution dan Hernadi Affandi, Pengakuan dan Penghormatan Masyarakat Hukum Adat di Indonesia, Bandung: mujahid Press, 2019.
Helen Irving, Five Thibgs to Know About Australian Constitution, Cambridge: Cambridge University Press, 2004.
Jamaluddin dan Nanda Amalia, Buku Ajar Hukum Perkawinan, Lhoksumawe: Unimal Press, 2016.
Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia, 1994.
Moh Idris Ramulyo, Hukum Perkawinan Islam, Jakrta: Bumi Aksara, 1996.
Koch. H., & Nordlingger. R., The Languages and Linguistics of Australia A Comprehensive Guide De Gruyter, Australia: University of Melbourne, 2014.
P.D., Milnes,. From myths to policy: Aboriginal legislation in Western Australia. Perth: Metamorphic Media, 2001.
Peter Van Rooij, Hak-Hak Masyarakat adat Yang Berlaku: Pedoman untuk Konvensi ILO 169, Jakarta: OIC ILO Jakarta, 2010.
Yulianti dan Baharrudin, Hukum Perkawinan di Indonesia Dalam Bingkai Kompilasi Hukum Islam dan Undang-Undang Perkawinan, Malang: Literasi Nusantara Abadi, 2024.
Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan.
Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2019 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan.
Marriage Act 1961
Family Law Act 1975
Registry of Biths, Deaths and Marriages Act
Artikel/Jurnal
Aulya Dewi Indang Meuthia, Urgensi Aspek Hukum Perlindungan Anak Dan Sistem Pemcatatan Kelahiran, Jurnal Intelek dan Cendekiawan Nusantara, 1(1), 2024.
Aisyatun Nurkhasannah, Suci Hartati dan Nuridin, Keabsahan Perkawinan Pengikut Penghayat Kepercayaan Kejawen Maneges di Desa Penusupan Kabupaten Tegal, Jurnal Pancasakti, 2(1), 2024.
Atun Wardatun, Legitimasi Berlapis dan Negosiasi Dinamis pada Pembayaran Perkawinan Perspektif Pluralisme Hukum, Jurnal Al-Ahkam, 28(2), 2018.
Anajeng Esri Edhi Maharani, Peranan Politik Hukum dalam Upaya Kodifikasi dan Unifikasi Hukum Guna Pembangunan Hukum Nasional Yang Sesuai Dengan Pancasika Serta Prinsip Kebhinekaan di Indonesia, Jurnal Res Publica, 1(1),2017
Dewi Yuliani dan Eko Ribawati, Budaya Suku Aborigin di Australia, Jurnal Historis, Vol 10, No. 5, 2023.
Dermina Dsalimunthe, Akibat Hukum Wanprestasi Dalam Perspektif Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (BW), Jurnal Al-Maqasid, 3(1), 2017.
Hawreiyan Rianda Seputra, dan Suyatno, Kekyasaan Sebagai Dasar Legitimasi Hukum dalam Pemikiran Filsafat Hukum, Jurnal Al Mikraj, 5(1), 2024.
Herdian Purwanto, (et.al), Keabsahan dan Upaya Hukum Pencatatan Perkawinan Penghayat Aliran Kepercayaan di Indonesia, Jurnal Notaire, Vol. 5, No.3, 2022.
Mafe Darme, Implementation of Human Rights as a Prevention of Discrimination Against Aborigines by European Nations (1967-2022), Jurnal Crikestra Sejarah, 13(1) 2024.
Muhammad Khorul Fata, Melihat Problem Rekognisi Penghayat Kepercayaan di Indonesia, Jurnal Socio Religia,4(2) 2023.
Miftahl Ulum dan Shofiyullah, Implementasi Hukum Pencatatan Perkawinan (Pendekatan Kompilasi Hukum Islam dan Pembaharuan Hukum Kontemporer”, Jurnal Kajian Hukum Islam, 9(2), 2024.
Muhammad Rifqi Rafi Drajat, Implikasi Kebijakan Organisasi Penghayat Kepercayaan Dalam Perspektif HAM: Diskriminasi dan Hambatan Pencatatan Perkawinan Sunda Wiwitan, Jurnal Al-Adalah, 9(2), 2024.
Rizki Nurdiansyah, Muhammad Adam Damiri dan Melly Rifa’atul Lailyah, Hukum Tentang Perkawinan (Perbandingan Antara KUHPerdata Indonesia, Inggris dan Amerika), Perkara: Jurnal Ilmu Hukum dan Politik, 1,(2),2023.
Prue Vines, Australia’s (Slow) Experiment With Indegenious Custimary Law in Intestacy, Jurnal of Commonwealth Law 43, 2023.
Pristiwiyanto, Fungsi Pencatatan Perkawinan dan Implikasi Hukumnya, Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam, 11(1), 2018.
Umar Haris Sanjaya, Konstruksi Legitimasi dan Akibat Perkawinan Dibawa Tangan: Mengulang Kawin atau Itsbat Nikah?, Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM, 31(3), 2024.
Website dan Sumber Lainnya
Australian Goverment Law Reform Commission, Recognition of Aboriginal Cusomary Laws (ALRC Report 31), diakses dari https://www.alrc.gov.au/publication/recognition-of-aboriginal-customary-laws-alrc-report-31/13-the-recognition-of-traditional-marriages-general-approach/existing-recognition-of-traditional-marriages-under-australian-law/?
Australian Government Law Reform Commisions, Marriage in Traditional Aboriginak Societies, diakses dari https://www.alrc.gov.au/publication/recognition-of-aboriginal-customary-laws-alrc-report-31/12-aboriginal-marriages-and-family-structures/marriage-in-traditional-aboriginal-societies/?
Australian Government Law Reform Commisions, Definition of ALRC, diakses dari https://www.alrc.gov.au/about/
Admin, Makna Pasal 29 UUD 1945 tentang Kebebasan Beragama, diakses dari https://www.hukumonline.com/berita/a/makna-pasal-29-uud-1945-tentang-kebebasan-beragama-lt656d5dae88d2c/
Admin, To Remove And Protect Legislations, diakses dari https://aiatsis.gov.au/collection/featured-collections/remove-and-protect?
Admin, Adat Pernikahan Suku Aborigin, diakses dari https://kumparan.com/cinta-rahasia/unik-adat-pernikahan-suku-aborigin-1urn3lb1LOa/full,
Admin, What Does ‘Marriage’ Mean, Legally Speaking in Australia, diakses dari https://perth-divorce-lawyers.com/definition-marriage-australia/
Admin, The Registy of Births, Dearhs, and marriages, diakses dari https://www.wa.gov.au/organisation/department-of-justice/the-registry-of-births-deaths-and-marriages?
Commonwealth Consolidated Acts, Marriage Act 1961, diakses dari https://www.austlii.edu.au/cgi-bin/viewdb/au/legis/cth/consol_act/ma196185/
Dimas Bayu, Jumlah Penghayat Kepercayaan Paling Banyak di NTT pada 2022, diakses dari https://dataindonesia.id/varia/detail/jumlah-penghayat-kepercayaan-paling-banyak-di-ntt-pada-2022 pada 20 Mei 2025.
Danniel Gaffney, No Identity: One in Fove Aboriginal Birth Unregistered in Western Australia, diakses dari https://www.sydney.edu.au/news-opinion/news/2016/07/04/no-identity--one-in-five-aboriginal-births-unregistered-in-wa.html?utm_source=chatgpt.com.
Hasil Wawancara dengan Ibu Ratu Tati selaku masyarakat penganut kepercayaan Sunda Wiwitan Cigugur, pada tanggal 7 September 2022.
Nafiatul Munawaroh, Pengertian Anak Sah dan Anak Luar Kawin, diakses dari https://www.hukumonline.com/klinik/a/anak-sah-dan-anak-luar-kawin-lt5e3beae140382/
Prins David Saut, Ada 187 Organisasi dan 12 Juta Penghayat Kepercayaan di Indonesia, diakses dari https://news.detik.com/berita/d-3720357/ada-187-organisasi-dan-12-juta-penghayat-kepercayaan-di-indonesia
Revlina Octavua Artisdyanti dan Vanya Karunia Mulia Putri, Jenis Legitimasi Beserta Penjelasannya, diakses dari https://www.kompas.com/skola/read/2023/04/12/090000769/14-jenis-legitimasi-beserta-penjelasannya?page=all
Raden Muhammad Rais Data Lengkap Sebaran Jumlah Penduduk Penghayat Kepercayaan di Indonesia pada Semester 1/2024”, diakses dari https://dataindonesia.id/varia/detail/data-lengkap-sebaran-jumlah-penduduk-penghayat-kepercayaan-di-indonesia-pada-semester-i2024 pada 20 Mei 2025
DOI: https://doi.org/10.36987/jiad.v13i4.7885
Refbacks
- There are currently no refbacks.
<










