Abstract
Kondisi perekonomian yang mengalami tekanan pada permintaan (kelebihan persediaan) dan penurunan harga, akan dikuti oleh gejolak pada nilai tukar, sehingga dapat berimplikasi pada sisi pendanaan, dimana suku bunga pinjaman melonjak tinggi. Situasi ini dapat mengiring perekonomi masuk dalam tahapan resesi. Situasi memburuknya daya beli masyarakat sesungguhnya sudah terjadi sejak Oktober tahun lalu (2016) dimanan inflasi tercatat sebesar 3,08% atau turun sebesar 3,17% dibandingkan bulan yang sama tahun 2015 yang terekam sebesar 6,25%. Penurunan inflasi yang terjadi belakangan ini, bukan disebabkan oleh efisiensi biaya seperti biaya logistik atau biaya produksi, namun disebabkan oleh merosotnya konsumsi, yang dilatar belakangi melemahnya daya beli. Secara teoritis, ketika permintaan (konsumsi) turun maka panawaran mengalami kelimpahan, akibatnya harga mengalami penurunan. Situasi ini disebut kalangan ekonom sebagai deflation spiral.
References
Badan Pusat Statistik, Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi, Oktober 2017
Endy Dwi Tjahjono, dkk, Pengukuran Inflasi Inti (Core Inflation) di Indonesia, Buletin
Ekonomi Moneter dan Perbankan, Maret 2000
Lembaga Penjamin Simpanan, Distribusi Simpanan Bank Umum Pridoe Agustus 2017 Otoritas
Jasa Keuangan, Laporan Triwulan II-2017
Milton Friedman, Inflation, Causes and Consequence, Asia Publishing House, New York, 1963
World Bank, Indonesia Economic Quarterly: Closing The Gap, October, 2017